Lelah. Lelah dengan pemuda-pemudi jaman sekarang. Lelah.
"Tapi kamu kan pemuda juga, yang tidak bisa dibanggakan juga."
Ya, karenanya aku lelah.
"Maksudmu?"
Aku lelah dan membenci diriku, karenanya aku ingin berubah.
Tapi pemuda-pemudi jaman sekarang, berubahnya beda arah.
Kalau ada yang berkoar berteriak bersorak mengobarkan semangat membuang sampah pada tempatnya, tak ada satupun yang peduli.
Kalau ada teroris berjalan berlari berteriak menghabiskan nyawa banyak manusia, twitter berisik, facebook bersimpati, tapi tiada satupun manusia yang empati.
Kamu unduh ini, kamu unduh itu, kamu unduh apalah yang isinya limapuluh persen kebodohan manusia.
Semua karena manusia mulai membodohi dirinya dan ingin bersyukur masih ada yang dibawahnya.
Manusia sekarang hanya melihat ke bawah, ke layar kaca dari warung mesin terdekat. Ke layar kaca yang kini melebihi tuhannya.
Ganteng dikit, cekrek. Ganteng banyak, cekrek-cekrek. Upload. Upload.
Share demi kemanusiaan. Tweet demi keadilan. Post demi kemaslahatan.
Mampus, dunia sudah mampus.
"Ih, lebay."
Ini tidak melebih-lebihkan. Memang sudah berlebihan.
Dunia ini butuh perubahan!
"Analog."
Aku tidak menyalahkan teknologi, aku menyalahkan manusia yang entah kemana moralnya!
"Sudahlah, mau bagaimana pun juga, ocehanmu di sini tidak akan mengubah dunia."
"Kamu hanya berbicara dengan dirimu yaitu aku dalam kamar kita."
Ah iya, benar juga.
"Daripada masalah itu, lebih baik kita lanjutkan tugas pak ginting ini, sudah ditunggu ini."
"Jangan prokrastinasi berbicara dengan diri sendiri."
Siap.
Dan pintu kamar itu tiba-tiba terbuka.
"Fi, tugasnya sudah selesai?"
"Belum, bu."
Berkat prokrast
"Cepatlah, besok sekolah pagi kan?"
"Iya, bu, sedikit lagi."
"Jangan kemalaman yah."
Dan tertutuplah pintu kamar itu.
"Aaaah, melelahkan, sistem pendidikan kita lebih dekat perbudakan."
Dan di sini kita berprokrast lagi. Aku benci kita.
"Sama, aku pun."
Kapan kita berubah?
"Kamu tahu jawabannya kan?"
Ya, aku tahu.
Tidak akan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo, mohon bantu memupuk rasa percaya diri sang admin.
Anon, siapapun anda, saya akan menerima pesan apapun dari anda.