MIA. FC Operation Log 1

Mission 1. Fried Chikan Operation
Log 1



Dalam menjelajah, semakin tinggi mobilitasmu, semakin tinggi persentase keselamatanmu.
Maka sebaiknya jangan membawa yang tidak perlu.

"Mia, posisimu sekarang di mana?"

"Aku di kamar plamo. Akan kuusahakan diam."

"Baik, terimakasih."

Ok, kamar plamo, artinya di sekitar tenggara.
Aku tidak perlu jaket eskimo untuk di sana.
Tidak pula sleeping-bag, tenda, air suci, Kain merah, kain biru, dan beberapa lagi.

Sepertinya ini akan menjadi perjalanan yang tidak susah.

Nah, dalam menjelajah, yang penting adalah mempersiapkan jalan keluar.
Itulah gunanya dari tali.

Talinya kuikat pada pohon rambutan di teras, lalu aku berdoa, pakai obat pengusir serangga, dan aku siap mencari Mia.

Nah, wahai pembaca, mungkin anda berpikir kalau saya agak berlebihan hanya untuk mengunjungi teman.
Tapi tidak, saya serius. Ini masalah hidup dan mati.

Karena Mia ini bukan orang biasa, dia kaya.
Bisa dibilang lebih dari Amin Richman.

Dia kaya, cantik, baik, tapi ada satu kekurangan.

Mia bukan orang yang rapih.

Dan dia tinggal dalam sebuah rumah raksasa, sendirian.
Kenapa? ya karena sifatnya itu.

Tidak ada pembantu yang sanggup bekerja di rumah itu.

Nah, anda tentu tahu apa yang akan terjadi kalau anda membiarkan seorang gadis muda dalam suatu rumah, 24 jam perhari.
Namun Mia telah mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Segala berantakan yang telah ia buat, menjadi satu tumpukan besar yang membentuk labirin raksasa dalam rumahnya.
Cahaya tidak bisa bergerak bebas di dalamnya. Dan kecerobohan bisa fatal.

Kini saatnya membuka pintu.
Di saat ini, aku harus mempersiapkan masker, tameng, dan sekop.

Biasanya, ketika dibuka, ada empat kemungkinan.
1. Sampah-sampah berhamburan keluar.
2. Gas antah berantah menyembur keluar.
3. Tembok sampah menghalangi jalan.
4. Tidak terjadi apa-apa.

Namun yang keempat itu amat jarang.

Jadi, ya, aku berdoa.